Bahas Tata Kelola Bank Sampah, P3E Sulawesi dan Maluku Terima Kunker SMTI Makassar

    Bahas Tata Kelola Bank Sampah, P3E Sulawesi dan Maluku Terima Kunker SMTI Makassar

    MAKASSAR - Pola ketindakberlanjutan
    dari sektor produksi dan konsumsi merupakan akar masalah dari permasalahan 'Triple Planetary Crisis' atau 3 (tiga) krisis dunia, yakni; Perubahan Iklim, Hilangnya Keanekaragaman Hayati dan Polusi.

    Material yang belum berkelanjutan berdampak pada ekosistem dan kerugian ekonomi.Penggunaan material di tingkat global masih menggunakan praktik 'business-as-usual.

    Konsep pengelolaan sampah dengan prinsip "Ekonomi Sirkular' merupakan konsep memaksimalkan nilai penggunaan suatu
    produk dan komponennya secara berulang, sehingga tidak ada sumber daya yang terbuang (resource efficiency) atau selangkah lebih baik dari prinsip 'business-as-usual'  tersebut.

    Kehadiran Bank Sampah merupakan salah satu pengaplikasian dari prinsip praktik ekonomi sirkular. Praktik tersebut dalam pengelolaan sampah, antara lain;  Mengurangi sampah, Desain ulang Penggunaan kembali, Produksi ulang, dan Daur ulang secara langsung.

    Sejalan hal tersebut,  P3E Sulawesi dan Maluku KLHK menerima kunjungan kerja SMK-SMTI Makassar pada Selasa, 14 Mei 2024. Pertemuan bertujuan menambah pengetahuan dan merefresh terkait pengelolaan bank sampah dalam rangka peningkatan kapasitas dalam pemenuhan ISO 14001 oleh SMK SMTI Makassar.

    Dr.Azri Rasul, Kepala Tata Usaha dalam sambutannya, Bank Sampah P3E Suma ini dibentuk sejak tahun 2016. "Dengan tujuan sampah yang ada dapat terkelola dengan baik. Sampah yang dikelola adalah sampah yang berasal dari kegiatan kantor, " jelasnya.

    Ditambahkannya,  P3E Suma juga telah melakukan pembinaan pengelolaan sampah diberbagai tempat. Sudah banyak juga kantor yang telah menerapkan pengelolaan sampah, khususnya bagaimana mengelola bank sampah ini.

    Azri menuturkan bahwa keberhasilan pengelolaan sampah harus didukung oleh semua unsur, dalam hal ini dari warga sekolah itu sendiri.

    "Yakni terdiri dari tenaga pendidik, tenaga non kependidikan hingga komite sekolah. Adapun kebijakan yang dikeluarkan oleh sekolah juga harus mendukung program yang ramah lingkungan dalam rangka menjadikan sekolah Adiwiyata. Salah satu program yang dapat dilakukan adalah 'paper less'. Galilah lebih dalam untuk dapat diterapkan disekolah. Pembelajaran bukan hanya pengelolaan bank sampah tapi juga bisa belajar hal yang
    yang terkait dengan pengelolaan lingkungan, " pungkas Azri Rasul.

    Ketua DW P3E SUMA, Sri Endang Wahyuni Jusman menjelaskan bahwa keterlibatan peran dari Dharma Wanita Persatuan P3E Suma ini didasari untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang pengelolaan sampah bagi ibu-ibu Darma Wanita serta juga peningkatan ekonomi dari ibu - ibu itu sendiri.

    "Hal ini juga sejalan dengan prinsip 'circular economy' yang dianjurkan oleh Pemerintah, " pesan Ketua DWP P3E Suma.

    "Sehingga dari awalnya kita minim pengetahuan tetapi setelah  bergabung, Hal tersebut dapat menambah pengetahuan dan keterampilan dalam pengelolaan sampah. Ini akan menjadi bekal bagi kita dalam menerapkan perilaku ramah lingkungan dalam keluarga, " tutur Ketua DWP P3E Suma KLHK.

    Pertemuan dilanjutkan dengan pemaparan materi dari Direktur Bank Sampah P3E Suma, Rina Triany,  M.AP serta Fungsional PEDAL Ahli Madya , Hikmah  ST., M.Si ,  tentang  tata kelola bank sampah berdasarkan Permen LHK No 14 Tahun 2021 Tentang Pengelolaan Sampah Pada Bank Sampah.

    Sumber berita: Humas P3E Suma

    bank sampah
    Subhan Riyadi

    Subhan Riyadi

    Artikel Sebelumnya

    P3E Sulawesi dan Maluku Gelar Bimtek Pengelolaan...

    Artikel Berikutnya

    Bersama Wawali, Danny Pomantoi Bertekad...

    Berita terkait